Penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat
Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah
kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah
usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik
kita kapan saja.Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan
terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan
dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang,
berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap
obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang
sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis
tanaman, yaitu
(1) candu,
(2) ganja
(3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang
secara berulang-ulang atau berkesinambungan.Apabila tidak melakukannya dia
merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini
perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia
antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia
pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan
narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
• Perubahan dalam sikap,
perangai dan kepribadian,
• Sering membolos, menurunnya
kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
• Menjadi mudah tersinggung dan
cepat marah,
• Sering menguap, mengantuk, dan
malas,
• Tidak mempedulikan kesehatan diri,
• Suka mencuri untuk membeli narkoba
Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran
narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih
kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang
berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin
mengadakan razia mendadak secara rutin.Kemudian pendampingan dari orang tua
siswa itu sendiri dengan memberikanperhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan
pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya
penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan
sekolah.Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab
terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya
pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela
seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Berikut adalah salah
satu langkah pencegahan untuk
menghindarkan seseorang dari pemakaian dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya
tersebut :
1.
Menanamkan pemahaman hidup sehat anak usia diniSebagai orang tua, kita harus dapat menerangkan dengan menarik untuk menanamkan perilaku hidup bagi anak-anak kita. Misalnya asupan makanan/minuman apa yang baik bagi tubuh mereka dan asupan makanan/minuman apa yang berbahaya bagi tubuh mereka. Ini akan mempertajam kesadarannya akan tubuhnya sendiri yang harus ia rawat dengan baik bagian luar dan dalamnya. Pengetahuan mengenal fungsi dan kekuatan/kelemahan tubuhnya sendiri, harus diberitahu.
2. Memberikan informasi yang akurat dan jelas
Memberikan informasi
yang akurat dan jelas mengenai bahaya dari setiap jenis narkoba merupakan
kewajiban bila kita ingin membentengi/menyelematkan anak-anak kita (atau pun
orang lainnya) dari bahaya narkoba. Tanpa informasi yang akurat dan jelas,
seorang anak belum tentu menyadari narkoba yang ditawari temannya itu berbahaya
bagi kehidupannya. Tetapi bila ia mendapat informasi yang akurat dan jelas
mengenai bahaya narkoba, pasti ia akan menolaknya. Seharusnya pemberian
informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh sekolah-sekolah
sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh setiap anak. Informasi
mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila menggunakannya, dampaknya bagi
organ-organ tubuh kita serta dampak dari segi hukumnya bila tertangkap
memiliki, menggunakan atau mengedarkan narkoba; Penyakit yang dapat diderita
sebagai akibat pemakaian narkoba (infeksi klep kanan jantung, kerusakan hati
atau cirrhosis, HIV/AIDS, dan lainnya)
3.
Bekerjasama dengan tempat pendidikan (sekolah atau universitas)
Bekerjasama dengan
sekolah ataupun universitas di mana anak-anak kita menuntut ilmu, untuk
merancang program pemantauan, pencegahan, dan juga program penanggulangan
narkoba secara holistic yang spesifik dengan pusat-pusat pendidikan tersebut
(yang sebetulnya hanya berbeda sedikit saja dari satu sekolah ke sekolah yang
lainnya)
4.
Tanggap lingkungan
Orang tua selalu
tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana anak-anak mereka tumbuh.
Orang tua harus selalu sadar akan perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang
anak. Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak menjadi remaja, remaja
menjadi dewasa, tidak sama dengan perubahan perilaku seorang anak yang mulai
ter ekspos pada narkoba, atau yang sudah kecanduan narkoba.
5.
Hubungan interpersonal yang baik
Hubungan
interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak kita, akan
memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba pada anak-anak
kita. Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat anak merasa nyaman
dan aman, menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan
mereka nanti.
Bila orang tua
sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara psikologis.
Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan berbagai macam
alasan yang dicarinya sendiri. Misalnya supaya diperhatikan, sikap masa bodoh
terhadap hidupnya, untuk mengatasi kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan
yang timbul dari melihat orang tua mereka yang selalu bertengkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar