Latar belakang
Kerajaan safawi di Persia baru berdiri ketika kerajaan Utsmani sudah
mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan ini berkembang cepat dan menjadi pival
kerajaan turki Utsmani.
Kerajaan safawi merupakan penganut Syi’ah dan menetapkannya sebgai madhab
Negara, karenanya kerajaan ini dianggap sebgai peletak dasar terbentuknya
Negara Iran.
Nama syafawi diambil dari nama pendirinya Safi Al-din, yang merupakan
pendiri gerakan tarekat yang berdiri di arjabil, sebuah kota di Azerbaijan, gerakan
tarekat ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan syafawi.
Safil Al-Din merupakan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan
hidupnya dan ia keturunan dari imam syi’ah keenam yaitu musa Al-Kazhim.
Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama. Pada mulanya gerakan
ini hanya sebatas unuk memerangi orang-orang yang ingkar namun pada
perjalanannya cenderung memasuki dunia politik terutama pada masa kepemimpinan
Juneid.
Kemajuan Yang Dicapai Kerajaan
Safawi
1. Bidang
Ekonomi
Adanya Pelabuhan gumuruh yang diubah menjadi Bandar Abbas yang merupakan
satu jalur dengan laut antrara timur dan barat.
Disamping perdagangan, kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan disektor
pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur ( Fertile Crescent )
2.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang ini, kerajaan safawi dapat dikatakan lebih berhasil dari dua
kerajaan besar islam lainnya pada masa yang sama, hadirnya ilmuwan yang
terkenal seperti Baha Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sawar
Al-Din Al-Syaerazi, filosof dan Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, filosof,
ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai
kehidupan lebah.
3.
Bidang
Pemberdayaan Fisik dan Seni
Di kota isfahan yang merupakan Ibukota kerajaan, berdiri bangunan-bangunan
yang megah seperti mesjid-mesjid, rumah sakit, sekolah, jembatan raksash diatas
Zende rud, dan istana chihil sutuh.
KERUNTUHAN KERAJAAN
SAFAWI
Dalam bidang seni, kemajuan terlihat pada gaya arsitektur bangunannya
seperti pada Masjid Shah dari Masjid Syaikh Lutfallah, Unsur seni lainnya
berupa kerajaan tanggah, keramik, karpet, permadani dan zenunak.A. Kemunduran
dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Kerajaan safawi di Persia meraih puncak keemasan dibawah pemerintahan syah Abbas I selama periode 1588-1628 M. Abbas I berhasil membangun kerajaan safawi sebagai kompetitor seimbang bagi Kerajaan Turki Usmani. Bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan, kerajaan ini lebih menonjol daripada kerajaan turki usmani, khususnya ilmu filsafat yang berkembang amat pesat. Hurmuz sebagai pelabuhan utama berhasil dikuasai oleh Abbas I sehingga wilayah ini mampu memjamin kehidupan perekonomian Safawi.
Kerajaan safawi di Persia meraih puncak keemasan dibawah pemerintahan syah Abbas I selama periode 1588-1628 M. Abbas I berhasil membangun kerajaan safawi sebagai kompetitor seimbang bagi Kerajaan Turki Usmani. Bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan, kerajaan ini lebih menonjol daripada kerajaan turki usmani, khususnya ilmu filsafat yang berkembang amat pesat. Hurmuz sebagai pelabuhan utama berhasil dikuasai oleh Abbas I sehingga wilayah ini mampu memjamin kehidupan perekonomian Safawi.
Tanda-tanda kemunduran kerajaan persia mulai muncul
sepeninggalan Syekh Abbas I. Secara berturut-turut syah yang menggantikan
abbas I adalah:
1. Safi Mirza (1628-1642 M)
2. Abbas II (1642-1667 M)
3. Sulaiman (1667-1694 M0
4. Husain (1694-1722 M)
5. Tahmasp II (1722-1732 M)
6. Abbas III (1733-1736 M).
2. Abbas II (1642-1667 M)
3. Sulaiman (1667-1694 M0
4. Husain (1694-1722 M)
5. Tahmasp II (1722-1732 M)
6. Abbas III (1733-1736 M).
Banyak faktor yang mewarnai kemunduran kerajaan safawi,
diantaranya dari perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan. Diakui bahwa
Syah-syah yang menggantikan Abbas I sangat lemah. Safi Mirza merupakan pemimpin
yang lemah dan kelemahan ini dilengkapinya oleh kekejaman yang luar biasa
terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifatnya yang pecemburu. Pada masa
pemerintahan Mirza inilah kota Qandahar lepas dari penguasaan Safawi karena
direbut oleh kerajaan Mughal yang pada saat itu dipimpin oleh Syah Jehan.
Baghdad sendiri direbut oleh Kerajaan Usmani.
Abaas II konon seorang raja pemabuk, akan tetapi di
tangannya kota Qandahar bisa direbut kembali. Kebiasaan mabuk inilah yang
menamatkan riwayatnya. Demikian halnya dengan sulaiman, ia seorang pemabuk dan
selalu bertindak kejam terhadap pembesar istana yang dicurigainya. Selama tujuh
tahun ia tak pernah memerintah kerajaan. Diyakini, konflik dengan turki Usmani
adalah sebab pertama yang menjadikan Safawi mengalami kemunduran. Terlebih
Turki Usmani merupakan kerajaan yang lebih kuat dan besar daripada Safawi.
Hakikatnya ketegangan ini disebabkan oleh konflik Sunni-Syi’ah.
PENUTUP
Demikianlah sekelumit mengenai sejarah kerajaan safawi dari mula-mula
berdiri dan bagaimana historitasi pendiriannya dari gerakan tarekat. Sampai
mengalami masa keemasannya dan mengalami kemunduran yang disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya : Pemimpin yang memiliki moral rendah, yang
bertindak kejam terhadap para pembesar yang bersebrangan politik dengannya,
akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah, perbedaan mazhab
antara aliran Syiah dan Sunni, syi’ah yang merupakan mayoritas sering
memaksakan kehendaknya kepada sunni yang minoritas, yang menyebabkan timbulnya
pemberontakan, tidak kalah pentingnya yaitu seringnya terjadi konflik intern
dalam perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istiana.
Kesimpulan
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah garakan tarekat yang berubah menjadi
gerakan politik dan berhasil mendirikan kerajaan. Gerakan ini dipimpin oleh
Safi Al-Din yang merupakan, keturunan dari Imam ke-enam Syiah yaitu Mush
Al-Kazhim.
Pada perkembangnnya kerajaan ini bersebrangan dengan kerajaan Turki
Usmani, karena perbedaan mazhab.
Sebelum kemundurannya kerajaan ini mencatat prestasi di berbagai bidang
diantaranya : Bidang Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan pembangunan fisik dan seni,
sampai keruntuhannya yang disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu :
dekadensi moral para pembesar istana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar