Sistem
koloid adalah campuran yang heterogen. telah diketahui bahwa terdapat tiga fase
zat, yaitu padat, cair, dan gas. dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan
kombinasi campuran fase zat, akan tetapi yang dapat membentuk sistem koloid
hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas dan gas selalu menghasilkan larutan
dimana campurannya menjadi homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk
sistem koloid.
Dengan
demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang tercantum pada tabel berikut:
No
|
Fase
Terdispersi
|
Fase
Pendispersi
|
Nama
Koloid
|
Contoh
|
1
|
Padat
|
Padat
|
Sol
Padat
|
Kaca
berwarna, paduan logam
|
2
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Agar-agar,
jelly, cat, tinta.
|
3
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol
Padat
|
Asap,
debu
|
4
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi
Padat
|
Keju,
mentega, mentega
|
5
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Santan,
susu, es krim, mayonaise
|
6
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Kabut,
awan
|
7
|
Gas
|
Padat
|
Busa
padat
|
Batu
apung, busa karet
|
8
|
Gas
|
Cair
|
Buih,
busa
|
Busa
sabun
|
Aerosol
Sistem koloid dari
partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika, Aerosol
disusun oleh fasa terdispersi padat dengan medium dispersinya berupa gas disebut aerosol padat, jika Koloid dengan fasa terdispersi
cair dan medium pendispersinya gas disebut aerosol cair.
• Contoh aerosol padat:
asap dan debu dalam udara.
• Contoh aerosol : kabut
dan awan.
Dewasa ini banyak produk
dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray),
semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan
aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan
pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC)
dan karbon dioksida.
Buih
Merupakan
sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.
Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam,
pada alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk
memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
Gel
Merupakan
koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar, lem
kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya.
Emulsi
Sistem koloid dari zat
cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.
Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air
(M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan
sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air. Contoh emulsi minyak
dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser)
dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak
bumi, dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena
pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat
mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok,
maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh
campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam
susu dan kuning telur dalam mayones.
Sol
Padat
koloid
yang memiliki fasa terdispersi dan medium pendispersinya zat padat, jenis
koloid ini disebut dengan sol padat. Contoh sol padat adalah; batuan berwarna,
gelas berwarna, tanah, perunggu, kuningan dan lain-lain.
Sol
Cair
Sol
merupakan koloid yang fasa terdispersinya berwujud padat dengan medium
pendispersinya berwujud cair. Sol paling banyak kita jumpai seperti, cat,
kanji, putih telur, sol emas, sol belerang, lem dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar